Waspada ya! Kemarau Panjang dapat Memicu Berbagai Penyakit seperti berikut ini

Loading...

Kementerian Kesehatan beserta Dinas Kesehatan di berbagai wilayah Indonesia mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai dan mengantisipasi sejumlah penyakit akibat musim kemarau. ISPA, ILI, diare, dan flu adalah beberapa yang kerap muncul.

Kemarau tahun 2019 diprediksi lebih parah dibanding tahun lalu. Tak hanya dilanda panas kering dan kekurangan air antara 1-2 bulan lebih, wilayah Indonesia yang terletak di selatan ekuator, semisal Pulau Jawa, juga disambangi suhu dingin. Kondisi ini berlangsung hingga September dan mencapai pucaknya di Bulan Agustus.

Penyakit musim kemarau

Menurut peneliti, daerah yang dilanda panas dan kekeringan mampu meningkatkan aktivitas dan kepadatan lalat. “Lalat bisa penting dalam transmisi mikroorganisme penyebab diare," catat peneliti.

WebMD dan laman WHO mencatat, ISPA dan flu, serta ILI merupakan penyakit pernapasan menular yang memiliki gejala awal serupa seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan. ILI dan ISPA juga sama-sama memperlihatkan demam setidaknya 38 derajat Celcius dan batuk, dengan masa flu sekitar 10 hari terakhir.

gejala penyakit ISPA

Bedanya, flu bisa mencakup satu atau seluruh gejala dan disebabkan virus influenza, sedangkan ILI tidak diketahui penyebabnya. Sementara ISPA yang tak jarang diiringi riwayat demam dan sesak napas, bisa terjadi karena tak sengaja menghirup virus ataupun bakteri lewat udara.

Namun, karena gejala tiga penyakit itu serupa dan orang biasa menganggap flu bisa muncul dan sembuh dengan sendirinya, penyakit-penyakit ini lebih sering diabaikan.

Padahal, WHO memperkirakan 99 persen kematian akibat influenza musiman pada balita di negara berkembang, terkait infeksi saluran pernapasan bawah.

Selain itu, penyakit kulit dan hepatitis A, juga bisa dipicu musim kemarau. Menurut spesialis penyakit kulit dan kelamin Putri Ambarani, pada cuaca ekstrem seperti saat ini, udara panas memicu keringat berlebih penyebab iritasi, ruam dan gatal, sedangkan suhu dingin mempercepat tubuh kehilangan cairan.

Loading...
Loading...